Saturday, April 21, 2012

SM TOWN Movie "I AM" Trailer

SM Town Movie "I AM" Trailer was finally released!!! Check out the link below to watch:
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=fohtH1-aVOU

Credit: FOREVERSHININGSHINEE

Get Well Soon Mir MBLAQ

Pada saat MBLAQ (minus Joon karena dia ada acara) datang jadi bintang tamu konser nya K.Will, Mir ngak sengaja keseleo pinggangnya pas perf 'Oh Yeah'. Walalupun gitu dia tetep perf sampai selesai dan juga masih bisa sesi Hi5 wlaupun kesakitan. Mir You're so kind!! MBLAQ HWAITING!!! MIR HWAITING!!! A+ LOVE YOU!
Credits belongs to: @MBLAQINDONESIA on twitter

Friday, April 20, 2012

Amazing U-KISS Lyric

YAY Lyric nya "AMAZING" udah keluar!

It’s already 2 0 1 2 get ready to play like the end of the world
oneureun tto eotteoke harureul jaeminage
sininage bonaelkka (it’s so amazing)
eojewaneun dareuge namdeul gwaneun teullige
michindeusi norabolkka (it’s so amazing)
natgwabam da sanggwan eobtge siganeun muuimihae
namnyeonoso modu bamsae (it’s so amazing)
seoroe seoro son jabgo motdeureo gamyeon chyeodeureo
ganda boo boo boo moduoechyeo (it’s so amazing)
itjimayo not alone naega itjanha don’t be you love?
jichyeoitji mayo not alone maeumkkeot
da gati ttwieoboja myeotbaero
it’s so amazing we party tonight sumi chaolla that’s get up high oh
it’s so amazing ttwieoolla majimageun anya see the light oh oh oh
it’s so amazing i’m going craze it’s so amazing i’m going craze
it’s so amazing ttwieoolla majimageun anya party night

an naemyeon jingeo gawibawibo hamyeonseo nol sigin
jinasseo eorin heomureul beoseo ije biroso
motchatgesseum kkoekkori chatdachatda mot
chatgesseo bandaero niga nal chajabwa na eodisseo
to short to short naenae bamsae i’m short i’m short 
muajigyeonge
cham barabogi himdeun sanae nal barabwa naege ppajine

I am a easy man, don’t easy to get my name?
nawa gaja naui nangja

itjimayo not alone naega itjanha don’t be you love?
jichyeoitji mayo not alone maeum kkeot
da gati ttwieoboja myeotbaero

it’s so amazing we party tonight sumi chaolla that’s get up high oh
it’s so amazing ttwieoolla majimageun anya see the light oh oh oh
it’s so amazing i’m going craze it’s so amazing i’m going craze
it’s so amazing ttwieoolla majimageun anya party night

natgwabam da sanggwan eobtge georireul
naga hemae we gonna party baby (it’s so amazing)
cheotmoseubeun??
eodigange hanado anboine this is cool a yeah ??

it’s so amazing we party tonight sumi chaolla that’s get up high oh
it’s so amazing ttwieoolla majimageun anya see the light oh oh oh
it’s so amazing i’m going craze it’s so amazing i’m going craze
it’s so amazing ttwieoolla majimageun anya party night


Credits go to U-Kiss PH (KISS ME) on Facebook

U-KISS Comeback

NYAAAA!!! U-KISS BAKALAN COMEBACK NANTI TANGGAL 25 APRIL LOH!!! Kiss-me seluruh dunia pasti gak sabar kan nunggu comeback bias kita yang imut" mukanya ini??? I know 1 thing that I can't wait for their comeback!!! U-KISS bakalan comeback dengan mini album nya mereka yang ke 6 berjudul "DORADORA". Teaser comeback mereka udah keluar bagi Kiss-Me yang mau nonton di sini : http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=_-PPM9pKow0. Oh dan juga support AJ!!! pengarang lagu "AMAZING" dan salah satu member U-KISS ini menyumbangkan bakatnya untuk album "DORADORA" loh! Bagi yang penasaran bisa di check di http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=nH1WRdnbvmc. UKISSME FOREVER!!!!
DORADORA Tracklist:
01. 도라도다 (DORADORA) - Title Track
02. 4U (For You)
03. 사랑이 멉출 때
04. Amazing
05. Tick Tock (Out of Time) (Korean version)
06. 도라도다 (DORADORA) (intrumental) 
Pic DORADORA:
Cover:
 Member Photo:



Individu Photo:



Thursday, April 19, 2012

Fanfiction

Ini ada Fanfic dari temen q yang super cantik dan berbakat cekidot!! ^^
She's in love with a guy, but she's afraid to tell how she feels. This story is dedicated for that guy. So, please support her ARIGATOU GOZAIMASU!! ^^


The Last Seconds

Aku duduk di sudut ruangan. Tak ada seorang pun selain kami bertiga. Mungkin hanya berdua. Aku melihat teman dekatku tergeletak dilantai tak bernyawa. Dia terluka sangat parah. Ia mati di hadapanku. Temanku satu-satunya yang membuat hidupku serasa lebih berwarna, sekejap berbah menjadi mimpi paling buruk yang pernah aku alami. Ia terbaring lemas dengan wajah sangat pucat. Ia melihat aku tepat dimataku sesaat sebelum ia meninggal, aku seperti merasakan segala hal yang ia rasakan sekarang. Ia menahan betapa sakitnya tertimpa beton-beton yang runtuh. Aku dapat merasakan kesakitannya yang luar biasa saat aku menyadari ia sudah meniggal. Dia merupakan beberapa bagian yang menyusun hidupku ini, namun sekejap sekarang tak sekokoh dulu. Aku melihat sekelilingku, ruangan kosong, sangat luas. Sejenak aku lupa apa yang baru saja terjadi, dimana aku sekarang, dan bagaimana aku bisa sampai disini dengan air mata yang tak kunjung berhenti. Sejenak kemudian aku menyadari bahwa bagian perutku tertusuk semacam besi yang asalnya dari beton-beton yang berjatuhan tadi. Aku baru merasakan kesakitan yang hebat, aku sama sekali tidak bisa membayangkan betapa sakit rasanya tertusuk. Aku baru menyadari diriku sendiri juga terluka 5 menit setelah aku berduka dalam atas kepergian temanku. Aku akhirnya mencoba untuk berdiri. Aku tidak kuat. Aku tidak sanggup berdiri.

            Aku sudah mulai putus asa sampai kemudian aku melihat ada seseorang muncul di tengah-tengah reruntuhan beton-beton itu. Seseorang yang pernah aku tau,  namun aku tak hafal benar siapa dia. Aku belum mati. aku masih tersadar. Ia berdiri di samping jazad temanku. Ia menoleh ke kanan dan kirinya, sedikit berputar kearah yang berlawanan. Ia seperti mencari sesuatu, sampai kemudian ia melihatku terbaring lemas di sudut ruangan yang luas itu. Ia sedikit berlari ke arahku. Pandanganku mulai memudar, ya, aku tahu mulai kehabisan darah.

            Dia berlutut kearahku, melihat aku dan ia seperti berbicara sesuatu. Aku tidak bisa mendengarnya. Aku ingin untuk menutup mataku. Namun ia selalu membangunkanku. Ia memegang kedua tanganku seperti mengajakku dengannya. Pandangan sedekat itu pun aku tetap tidak bisa melihat benar wajahnya. Ia terlihat seperti kakak kelasku. Tapi itu belum tentu benar-benar dia. Ia membantuku untuk berdiri. Tapi aku memilih untuk duduk disana. Aku sudah tidak bisa menahan rasa sakit ini lagi. Aku hanya berharap untuk segera mati dan mengakhiri ini semua. Bagaimanapu juga aku berusaha untuk duduk lebih tegak. Aku melihat ke arahnya, aku berusaha mengenal siapa dia. Aku tahu aku pernah mengenalnya, namun dengan pandanganku yang blurry, mustahil untukku untuk dapat mengenalinya dengan cepat. Yang pertama aku lihat adalah matanya, matanya coklat muda, lumayan sipit. Namun pandangan yang ia berikan adalah pandangan yang tak biasa. Berbeda dengan pendangan yang khawatir dalam kondisi seperti ini. Ia memiliki pandangan yang menarik, to the point. Aku sedikit tersenyum saat melihat matanya itu. Kemudian aku menutup mataku dan menarik nafas panjang dan membuka mataku kembali. Pandanganku kembali normal. Yang pertama kali aku lihat adalah tubuh teman dekatku yang sudah tak bernyawa dihadapanku. Dan kemudian aku menoleh ke sebelahku. Dan aku pernah mengenalnya. Aku tahu siapa orang itu. Orang itu adalah orang yang pernah aku kenal. Bukan hanya kenal, namun aku pernah mencintainya, dan hingga sekarang, aku masih mencintainnya. Beberapa detik setelah aku melihat dirinya berlutut kearahku, mengajakku keluar dari gedung itu untuk menyelamatkan diri. aku menolaknya. Aku tahu aku masih kuat untuk berjalan beberapa meter kebawah, namun kepala ini terasa memberat, bayangan-bayangan masa- laluku, semua yang pernah terjadi tiba-tiba ada dipikiranku. Aku serasa tenggelam dalam dunia imajinasiku walaupun ini hanya masa laluku saja. Namun semua tampak sangat nyata.


Kamis , 2 februari, 2012 ( 4 tahun lalu, semester kedua, kelas 7)

            Pelajaran matematika ruangan 211
           
Aku membenci mata palajaran ini. Kelasnya panas, AC-nya hanya salah satu yang menyala. Banyak serangga didalam kelas itu. Aku melihat ke atas ruangan, banyak sarang laba-laba yang sudah lama tergelantung di sudut atap ruangan. Aku melihat ke papan tulis. Dipenuhi angka-angka yang tak jelas dari mana asalnya. Aku melihat kesebelahku, seorang kutu buku dengan rajinnya mencatat segala hal yang ada dipapan tulis, aku sendiri tidak yakin ia mencatatnya karena benar-benar mengerti atau hanya mau di-cap sebagai murid terajin di kelas. Di seberang ruangan, ya, disitulah best friendku berada, ya ampun, aku sangat membenci seating arrangement. Aku melihat ke mejaku ada buku catatan matematikaku dengan lembaran yang kosong, serta lagu berjudul “Missing You” yang aku buat secara pengangguran selama pelajaran math ini.  Aku sudah menyelesaikan laguku, dengan cepat, aku juga memilih kata-katanya dengan tepat. Maksudku, aku tidak pernah menyelesaikan sebuah lagu begitu cepat tanpa editing berhari-hari. Aku bosan dengan suasana ini. Akhirnya aku melihat keluar jendela pintu kelas dan aku melihat “kebebasan”. Aku harus keluar kelas untuk sebentar saja, karena jujur aku sudah tak tahan ingin marah.

Aku meminta ijin guruku untuk pergi ke toilet. Padahal maksudku yang sebenarnya  adalah mencari “kebebasan” itu.  

Aku membuka pintu kelas dan menapakkan kakiku keluar ruangan. Angin semilir bertiup ke arahku. Udara luar benar-benar terasa lebih fresh, sejuk, dan dingin. Aku berjalan sangat pelan di suatu lorong gedung lantai itu. Lorong itu sangat kosong. Hampir tidak ada orang disana. Hanya aku di temanibayanganku sendiri. Sepanjang perjalanan dari ujung- ke ujung higgan dapat sampai di kamar mandi itu, aku menoleh ke kanan dan kekiriku. Melihat kedalam kelas-kelas yang aku lewati melalui celah jendela pintunya.

 Aku sudah sampai disana, yang pertama kali aku rasakan adalah bau khas tempat itu, baunya tidak enak. Tidak sampai membuat muntah, hanya baunya yang tidak sedap. Kemudian aku melihat ke sebelah kananku, ada 4 pintu kayu berwarna merah yang posisinya terbuka semua. Salah satu dari ruangan itu terkunci, sementara ruangan yang di sebelahnya tidak dapat dikunci. Didepanku ada sebuah kaca yang lebar, membentang diatas dua wastafel. Dikaca yang aku lihat seorang gadis remaja biasa, dengan rambut hitam tak nyaris lebat, poninya tak rata, tidak lumayan tinggi, tidak terlalu kurus, dan tidak terlalu besar, bibirnya berwarna merah pudar dan lumayang kering. Matanya berwarna cokelat tua, lumayan besar, tidak terlalu sipit. Lekuk wajahya tidak kotak, tidak mengoval, tidak terlalu bundar, biasa saja. Aku seorang diri disana, ditemani pantulan diriku di kaca saja. Berkali- kali aku membenarkan rambutku. Hanya saja dia tidak mau diam ditempatnya. Aku melihat ke bawah, lantai yang berwarna abu-abu tua terlihat lumayan becek. Aku melihat sepatuku yang berwarna-warni itu, yang merupakan kombinasi antara warna putih, kuning, merah muda, hijau muda, biru dan merah. Aku rasa aku sudah selesai mealkukan hal macam-macam dengan diriku dan melakukan berbagai hal dengan rambutku.

Aku berjalan keluar kamar mandi. Menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Sesekali aku melihat poniku apa letaknya sudah pas atau tidak. Aku kembali menyusuri lorong yang sepi itu untuk kembali kekelasku. Atau katakanlah kembali ke “hell on earth”. Selama aku berjalan kembali ke kelasku itu, aku terus menundukkan kepalaku, aku segaja lakukan agar rambutku turun terjatuh dengan sendirinya. Satu lorong itu dipenuhi pintu-pintu kelas bercat kuning, yang lama kelamaan membuat pandangan mata ini jadi bosan. Sambil aku berjalan aku melihat ke atasku, atap gedung lantai 2 ini berwarna biru tua, harus diakui mungkin tidak pernah dibersihkan karena banyak sarang laba-laba yang menggelantung di setiap sudut-sudut atap, sangat menjijikkan.

Aku nyaris memberhentikan langkahku. Hanya saja ada seseorang yang appeared from nowhere , tiba-tiba ada di depanku. Dia mungkin adalah seorang kakak kelas, bisa kelas 8 atau 9, well-build, tidak terlalu tinggi, beberapa bagian rambutnya di naikkan ke atas, mirip potongan spike. Aku berjalan ke arahnya dan dia berjalan ke arahku, dia melihat ke arahku saat aku berjalan ke tempatnya. Tatapannya memang tidak seberapa tajam, namun menurutku ada sesuatu dari pandangannya yang membuat aku terpana Jujur, aku baru pertama kali bertemu orang seperti dia. Maksudku, bukan karena hair style-nya atau cara ia menatapku, namun itu adalah kali pertamanya aku menemukan ada orang yang dapat membuat aku tertarik padanya pada pertama bertemu. Ia melihatku tepat ke mataku, aku juga melihat ke arahnya, hanya saja aku tidak hanya melihat ke matanya, aku melihatnya full dari ujung rambut ke ujung kakinya. Ia memakai sepatu Nike berwarna hitam dengan sedikit corak berwarna kuning. Namun bukan itu yang aku maksud, aku merasakan ada sesuatu tentangnya yang berbeda. Aku merasakan diriku tak kuasa menahan sebuah lekukan kecil di bibirku. Aku hanya percaya ada sesuatu tentang dia, namun aku belum tahu hal apakah itu.

Kita berjalan semakin mendekat, jantung ini berdebar serasa lebih kencang dari sebelumnya. Aku menarik nafas yang dalam untuk kedua kalinya. Dia tetap melihat kearahku, aku sepertinya mulai kehilangan kendali emosiku. Hasilnya aku jadi berjalan lebih cepat, melihat kebawah, mulai kehilangan percaya diriku untuk melihat matanya. Ya, untuk kali ini saja aku merasa diriku harus kembali ke kelasku lebih cepat. Beberapa langkah lagi aku sudah berpapasan dengannya. Detik-detik terakhir ini, aku sempatkan diriku melihatnya lagi. Ia masih menatapku, hanya saja kali ini ia melemparkan setengah senyumannya ke arahku. Aku tidak bisa menahan senyumanku lagi, maka dari itu aku berjalan lebih cepat agar lebih cepat melewatinya, aku berlari kecil saat aku sudah mendekati kelasku, aku membuka pintu kelas, dan suasana langsung sekejap berubah.

Aku berjalan ke ujung ruangan. Lebih tepatnya berjalan ke tempat dimana best friend ku berada. Aku menggeret sebuah kursi kosong di sebelahnya, aku duduk, dan berkata :

“Hey, guess what, you can’t believe what I just saw”  
“Yeah, sure, what is it?”
“ Do you think it’s necessary to tell you about this?”
“Yes. I mean, why you should hide it from me?”
“Well it’s just, there's someone.’

“Details?”
           
            “ A guy around 14 years old, he’s maybe an 8th grader, his name is still unknown, I just met him.”

            “What’s your purpose of telling me this?”
            “You know what I mean. I know you know. I mean this guy is different from any guy I’ve me before.”

“You mean you fall in love at first sight?’
“Maybe. I mean he’s just different.”
“Here, let me tell you the next thing you should do.”
“What?’
“Show me that guy that stole your heart that quick.”

“Alright buddy I’ll show you later.”


            Minggu, 16 Februari 2012

            Singkat cerita akhirnya kita berkenalan melalui BBM. Kita berteman lumayan baik, lumayan akrab, tapi pertemanan ini belum mencapai tingkat “ best friend relationship “
Dia orangnya sedikit tertutup. Ia jarang mau bercerita tentangnya, tentang hidupnya, tentang apa yang ia sedang alami, tentang hari-harinya, ataupun sesuatu tentangnya apasajalah itu, ia jarang membahas topik itu.
Sifatku kepadanya biasa saja. Jujur aku yang lebih sering mengobrol dengannya, maksudku, aku justru lebih sering memulai pembicaraan. Mencari topik unutk dibicarakan, aku juga lebih sering bercerita. Bercerita tentang kehidupanku yang agak suram bersama mantan-mantanku yang tak karuan. Aku sering curhat kepadanya.
            Bukan hanya agak tertutup, ia juga agak kesusahan dalam mengajukan pendapatnya. Ya, aku tahu itu, aku bisa merasakannya dari cara ia membalas BBM ku saat aku bercerita sesuatu tentang diriku. Tapi ia adalah orang yang mempunyai jiwa “ secret keeper “ aku suka itu. Orang seperti dia cenderung lebih sering mendengarkan cerita dari pada berbicara menimpali pembicaraanku. Selain berbicara melalui chat dengannya, aku juga sering kali meniru gaya ala stalker. Aku membaca semua tweets di twitternya. Aku membaca semua hal, dari apa yang ia tulis, semua chat-chat berupa mention ke teman-temannya, hingga bahan retweetnya aku baca dari awal hingga akhir. Aku bukan melakukan ini hanya sekedar iseng. Aku hanya ingin tahu orang seperti apa yang ia suka melalui tweetnya. Membaca segala hal memang tidak membuahkan hasil sia-sia. Ada beberapa informasi yang aku dapat.

Salah satunya adalah ia adalah tipe orang chaser. Ia memperjuangkan apa yang ia mau tak peduli betapa susahnya itu yang penting ia mendapakannnya. Apalagi kalau sudah berbicara tentang cinta ia akan memperjuangkannya mati-matian. Dengan sifatnya yang seperti ini tidak perlu ditanya  lagi. Ia adalah seorang Capricorn. Aku membaca banyak artikel di internat yang membicarakan tentang sifat- sifat seorang Capricorn. Mereka pantang menyerah, setia, walaupun sedikit susah diajak bekerja sama, mereka tetapdapat menyelesaikan suatu tugas dengan baik.  

Aku tidak mau memperpanjang cerita ini. Singkat cerita, tahun-tahun selanjutnya aku jalani biasa saja. Penampilanku berubah seiring berjalannya waktu. Begitupun juga dengan dirinya. Kita masih berteman, masih lumayan akrab. Kita sangat jarang berbicara secara langsung, tapi aku tetap menghargainya. Banyak hal yang berubah selama 4 tahun ini aku di sekolah itu. Mulai dari teman-temanku yang pergi, datang, maupun kembali. Tak lepas pula dari masalah yang berlarut-larut. Pelajarannya yang serasa membuat rambut ini rontok. Hampir semuanya berubah, kecuali satu hal : cintaku padanya masih ada. Mungkin aku sekarang tidak seberapa memperjuangannya seperti dulu awal bertemu. Aku menguranginya.

Tahun ini adalah tahun terakhir angkatan 1998 untuk bersekolah. Tahun ini dia akan lulus. Tidak hanya itu, itu pun berarti, tahun depan aku harus menjalaninya sendiri. 4 tahun ini ia masih sendiri. Dia tidak dengan siapa-siapa. Mungkin kalian akan menganggapku bodoh, tapi selama ini aku tidak pernah mengungkapkan isi hati ku padanya. Tak satu kata pun aku lontarkan. Aku rasa aku memang terlalu bertindak biasa saja. Namun aku lakukan agar unutk kebaikanku sendiri.

Aku tak tahu pasti pada saat itu hari apa. Kita semua berkumpul di suatu ruangan sekolah di lantai 4. Dari angkatan 1998, 1999,  dan 2000. Aku menengok ke sebelah kananku. Aku mencari barisan kelasnya. Tebaklah, aku tidak dapat menemukannya. Aku melihat ke jendela di sudut atas ruangan itu. Awannya padat hitam diwarnai dengan iringan petir yang menyambar-nyambar. Suara halilintar terdengar hingga kedalam gedung. Pohon-pohon di bawah tertiup angin, banyak daun-daun tergeletak ditanah kemudian di hembus dengan kasarnya. Aku mempunyai perasaan yang sangat tidak enak. Maka dari itu, dari posisiku yang semula duduk, aku berdiri dan melihat ke arah sebelah kananku. Pertamanya aku tidak dapat menemukannya, kemudian aku melihat agak jauh, ia berada di ujung ruangan itu. Sangat jauh dari aku. Aku berdiri dan menatapnya sedikit lama, kemudian aku kembali duduk. Aku mendengarkan seseorang berbicara tentang sesuatu di panggung  yang tersedia di ruangan yang besar itu. Aku sama sekali tidak ingat siapa dia, atau pun apa yang ia sedang bicarakan sekarang. Yang ada di pikiranku hanya crush-ku itu. Best friend-ku itu duduk disebelahku. Sesaat setelah petir itu menyambar dengan keras aku menarik tangan temanku itu. Itu semula aku pikir hanya reflek saja. Namun tepat saat aku menarik tangannya, jendela yang semula terpapar diatas jatuh pecah kebawah, hampir mengenainya. Barisan kelasku langsung berdiri, menhindari pecahan kaca-kaca tersebut. Aku menggeret tangan temanku itu ke belakang barisan. Namun prasangka buruk ku lebih dari kaca yang hampir mengenai kepala temanku itu.

Aku sedikit berlari kebelakang. Sekilas aku melihat ke arah barisan kelasnya. Memastikan ia benar-benar masih disana atau tidak. Ia memang masih disana, melihat ke arahku juga. Perasaanku tiba-tiba berkata untuk pergi ke sudut ruangan paling dekat denganku. Detik-detik sebelum aku sempat meraih sudut itu, tanah ini mulai berguncang hebat. Aku menarik best friend-ku yang kebetulan ia adalah orang terdekat yang masih bisa aku selamatkan. Aku menariknya dan kita segera berlutut dan berusaha menutupi bagian kepala kita agar tidak  terkena reruntuhan beton-beton dari atap. Aku meliht ke arahnya lagi. Ia sudah tidak disana. Ia sudah berlindung di sudut ruangan lain yang berbeda. Aku melihat tajam ke arahnya, hanya melihatnya. Aku tidak melihat sekelilingku yang ricuh ingin segera menyelamatkan diri. Aku hanya fokus melihatnya sambil tangan ku menggenggam erat tangan temanku itu. Aku memang ketakutan. Aku berusaa semaksimal mungkin untuk mengontrolnya. Aku memalingkan wajahku ke beton-beton yang mulai berjatuhan dari atas. Banyak teman-temanku yang mati tertimpa beton-beton itu. Aku tidak kuasa melihat mereka sengsara. Aku kembali melihat ke arahnya. Namun keberadaannya ditenggelamkan oleh keramaian itu. Aku tidak dapat melihatnya. Lalu aku memutuskan untuk menutup mataku. Berharap sema ini berakhir lebih cepat.


Akhirnya aku terbangun dari imajinasi masa lalu ku itu,

Aku melihat dia lagi berlutut di depanku, ia mengajaku keluar ruangan itu. Tapi aku sekarang aku sama sekali tidak bisa menggerakkan kakiku. Aku melemah. Mataku terasa berat. Aku ingin menutup mataku tapi aku tidak bisa.  Aku tahu aku akan mati dalam hitungan beberapa menit. Aku menarik nafas panjang. Aku berusaha membuka mataku lebih lebar. Matanya berkaca-kaca dan memerah. Aku tidak bisa menahan diriku untuk tida menangis.
Aku benci semuanya harus berakhir seperti ini. Aku sama sekali tidak berharap akan mati dengan cara seperti ini. Sangat menyakitkan. Dengan orang yang paling aku cintai harus melihatku dengan keadaan seperti ini. Nafasku mulai terasa sesak. Tanganku bergemetar. Aku menarik tangannya. Ia mendekat ke arahku. Air matanya mengalir terjatuh ke tanganku. Aku menggengam tangannya lebih erat. Tangan kanannya meraih tanganku yang satunya, yang penuh darah. Ia tidak memperhatikan itu semua, ia hanya memandang mataku. Aku menangis lebih deras lagi, membayangkan dia adalah orang terakhir yang aku lihat sebelum aku akhirnya meninggalkan dunia ini nanti. Namun aku tidak mau semuanya berakhir hanya seperti ini. Tangan kiriku aku lepaskan dari genggaannya. Aku buat untuk bertumpu dilantai, aku berusaha untik duduk lebih tegak. Aku duduk agak ke depan. Ia memegangiku saat aku hampir terjatuh kebelakang. Aku tidak menoba berdiri. Aku hanya melihat ke arah matanya dan berkata :

            “Aku mau ngomong sesuatu sama kamu. Mungkin kata-kata ini gak ada artinya buat kamu. Tapi please, dengerin aku, kalau aku mati hari ini, seenggaknya kamu udah aku bilangin tentang ini.”  Kataku dengan suara yang nyaris habis.

            “Jangan ngomong gitu dong.  Kamu masih bisa selamat. Kamu gak harus mati hari ini. Kamu kann… “  katanya, ia tidak sempat menyelesaikan kalimatnya. Aku menjulurkan jari telunjukku ke bibirnya. Dia langsung berhenti berbicara. Dia menatapku dengan tatapan keheranan, lalu ia berkata

            “Kamu memangnya mau ngomong apa ke aku?” dengan suara yang jauh lebih lembut.

            Darah mulai keluar dari mulutku. Kulitku sekejap berwarna putih pucat. Tanganku mulai bergemetar tak karuan.  Aku merasa hidupku ini hanya tiggal hitungan detik. Tangan kiriku yang berlumuran darah itu menarik pundak sebelah kirinya.  Ia merangkak mendekat ke arahku, dan aku berbisik di telinganya,
           
            “4 tahun ini aku pengen ngungkapin ini ke kamu. Cumannya aku ga berani. Jadi sorry ya aku baru bisa ngomongnya sekarang.” Kataku berbisik, dia belum merespon apa-apa.

            “I love you” sambungku. Selama 10 detik ia tidak berkata apa-apa.  Tangan kiriku yang semula memegang pundakknya, melepasnya. Aku merasa berkata hal tadi adalah hal terbodoh yang aku lakukan sebelum aku mati, tapi aku salah. Saat setelah tangan kiriku aku lepaskan darinya, kedua tangannya bergantian memelukku dengan erat. Aku tidak bereaksi apa-apa. Hanya saja karena diriku sudah sangat lemah.  Darahku sudah mulai habis.

            Akhirnya mataku terpejam, sejenak membayangkan suatu tempat yang sangat indah nanti aku akan jelajahi. Dan ahirnya, rasa sakit ini aku akhiri, aku akhiri di pelukan orang yang paling aku cinta. Sempurna.
           

The End

This story was soo cute!! I was crying while i read this story. BYE!!!

Intro

Hey all! ^^
Namaku Aubrey Mychelle Setiawan.
Aku dipanggil Aubrey, Mychie, atau Brey Chan XD
My Bio :
Nama : Aubrey Mychelle
Nickname: Aubrey / Mychie / Brey chan
D.O.B+P.O.B(Place Of Birth)   : Surabaya, 9 Agustus 1999
Sekolah : SMP Kr Cita Hati Surabaya
Bias idola kesukaan : EXO-K,U-KISS,MBLAQ,2NE1,B1A4,SHINee,SCANDAL(Girlband Jepang)
Makanan kesukaan : Can't get enough of pizza!!!! >o<
Minuman kesukaan : teh sama air putih
Benda kesukaan : kaset-kaset lagu, buku-buku komik, HP (can't live without it!) & Laptop
Warna kesukaan : Blue,Violet,Lavender,Gothic color.
Hobi : Baca fanfic, tulis fanfic, koleksi lagu+gambar terbaru, dengerin lagu dll (kalau disebutin smua yang baca pasti males deh XD)
Bisa bahasa: English,Indonesia,Japanese,dikit" korea (berkat nee chan!), sama dikit" perancis.
Twitter: @aubreymychie109
Me2day:i_loveshinee
Facebook: Jung Hyo Jae
Y.M: aubrey_dl@yahoo.com

Aku orang nya:
~ santai
~ benci diganggu kalau lagi serius
~ sering cuek
~ kalau bukan masalah ku aku gak bakalan ikut campur (trauma udahan)
~ hate pink,make up,smua sayur terutama brokoli (ewww!)
~ Tomboy
~ I'm just a normal girl like everybody else
~ wish to be a vampire girl
~I'm a shy girl but one ya know me I'll change drastically so don't be surprised!